Minggu, 22 September 2013

REPUBLIK KAMPRET PART III

Oleh : M.Najib Aulia Zaman
Tadinya aku males juga untuk kembali menuliskan tentang beberapa hal yang serba kampret di negeri ini. Bayangkan saja setelah kemarin sempat mau muntah #serius ini# gara gara penyakit Newsphobiaku kambuh, ya siapa lagi kalau bukan karena ulah para pejabat kupret yang akhir akhir ini kembali mengotori layar televisi kita dengan aneka berita yang lagi lagi tentang korupsi, korupsi dan korupsi.
Huhh! Coba saja kalau dari dulu disepakati, kasih efek jera buat mereka (koruptor) pasti nggak akan ada lagi pejabat yang berani korupsi. Masih ingatkan usulan yang pernah saya paparkan di tulisan sebelumnya? Atau mempertimbangkan usulan dari Mahfud MD (mantan ketua MK-Red.) untuk membuatkan kebun koruptor yang tujuanya untuk memberi
efek jera bagi terpidana kasus korupsi. Hampir mirip kebun binatang, dimana para koruptor dimasukan ke dalam sebuah kerangkeng dan ditempatkan di pusat keramaian. Ada lagi yang mengusulkan pemiskinan harta pelaku korupsi berupa pemberatan uang pengganti dan denda, atau kombinasi antara pemiskinan dan potong jari sebagaimana usulan Hakim MK, Akil Mochtar. Meski masih banyak juga usulan lain yang disampaikan termasuk hukuman mati sebagaimana yang diusulkan oleh MUI dan hasil Munas NU, September 2012.
Tapi entahlah, sampai sekarang semua itu hanya usulan yang tidak pernah ditindaklanjuti, baru satu yang bisa terealisasi yakni pembuatan baju tahanan koruptor. Maka, kita pun masih kalah tegas dengan hukum yang ada di Negara China dimana menurut Amnesty Internasional tiap tahun 4000 koruptor dijatuhi hukuman mati (nhah lhoh??). Meski soal ini aku sendiri pun belum sepenuhnya setuju, alasanya sebagaimana saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya juga. J
Apapun itu kita semua berharap agar para koruptor di negeri ini tidak lagi diberi kelonggaran, penegak hukum harus bertindak tegas. Dan sebagai langkah antisipasi, harus ada langkah penyadaran sejak dini meski memang butuh perjuangan keras mengingat korupsi saat ini telah menjamah segala lini.
Dan sepertinya korupsi di negeri ini kelihatan malah semakin menjadi jadi. Lihat saja berita di berbagai media massa akhir akhir ini, kalau dulu sempat heboh proyek pengadaan kitab suci yang  dikorupsi sekarang (meski sudah agak telat) soal korupsi impor daging sapi yang dibumbui dengan  wanita wanita cantik nan seksi. Dan karena ulah mereka juga si Sapi akhirnya jadi ‘Kambing hitam’, coba bayangkan betapa sakitnya perasaan si Sapi yang berubah statusnya jadi kambing. Hitam lagi. Ini sama saja merendahkan derajat si Sapi. Kalau saja si Sapi kemudian marah, dia pasti akan bilang..”Demi Tuhan..!!!” sambil gebrak gebrak kandang. “Lutfi..ini kan gayamu Lutfi..!! (Kaki nyepak nyepak). Selain tidak berperikemanusiaan ternyata para koruptor ini juga tidak berperikehewanan.
Lain lagi ceritanya dengan si AF (Maaf,saya sebutkan nama inisialnya saja, tidak saya sebutkan Ahmad Fatonah demi menjaga kredibilitas) tapi masih seputar korupsi tentunya. Katanya dia gemar gonta ganti wanita termasuk salah satunya seorang model dari Majalah Dewasa. Sepertinya dilibatkanya para wanita ini memang disengaja, mungkin biar alur cerita korupsi ria ini semakin menarik sekaligus untuk mengalihkan perhatian jika suatu saat korupsi ini terbongkar. Alhasil, benar setelah kasus ini terbongkar, masyarakat lebih banyak merespon soal hadiah hadiah yang diberikan AF kepada para wanita cantik itu, ketimbang kasus korupsinya, ada Mobil mewah yang berharga ratusan juta rupiah sampai jam tangan wah dengan nilai yang hampir sama. Apakah semua itu diberikan cuma cuma? Begitulah pertanyaan publik yang ada.
Ah,,entahlah sepertinya para pejabat negeri ini memang sudah buta mata dan hatinya. Mereka telah melukai perasan umat manusia dan umat hewan. Dan ternyata tidak hanya umat manusia dan umat hewan saja yang disakiti perasaanya, tapi  umat bangunan pun juga. Lihat saja Hambalang yang sampai saat ini masih ditelantarkan, dibiarkan begitu saja, tidak dikasih makan adonan semen dan sebangsanya. Si Monas yang katanya mau dibuatkan hajatan besar “Penggantungan Anasional” pun urung dilakukan, bayangkan betapa sakitnya si Monas? Dasar Kampret!!   (kenapa tulisanya jadi semakin ngelantur begini ya??hee.. Absursd :D)

Magelang, September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar