Seorang sahabat maya menulis sebuah harapan dalam “layar kaca” mencoba mengirim pesan perdamaian dan persahabatan. Sahabat maya yang lain menulis pesan pada media yang sama mencoba mengajak untuk peduli antar sesama, meski entah mungkin hanya ada di benaknya saja. Sahabat maya yang kurus dengan mata cekung karena keseringan melototin gambar “panas” maya memasukan sampah di pikiranya dan sahabat maya yang dekil asyik berceloteh dengan anti mati gayanya cari gebetan minta bantuan si maya nyarikan pasangan,,dasar….
Maya memang memiliki banyak sahabat, namun tak pernah dia mengenalnya sehingga maya hanya selalu dijadikan obyek bagi mereka yang ingin menyampaikan pesan singkat, mencari informasi bahkan tidak jarang (ma’af) dijadikan pemuas nafsu. Itulah maya banyak sisi yang terungkap hanya dalam sekejap, positif >< Negatif.
Hanya dalam hitungan detik, ratusan bahkan ribuan sahabat maya berekspresi dan kabar dari maya pun ditunggu oleh banyak sahabat-sahabatnya, bagaimana jika kabar itu tidak datang???
Dulu sebelum Maya bermigrasi karena dampak globalisasi, kita semua tidak pernah mengenal siapa Maya, namun sekarang baik orang kota ataupun desa, anak-anak, dewasa,orang tua hampir semua mengenal Maya. Oh..Maya kenapa tidak kau tunda dulu kedatanganmu setelah kami benar-benar siap menerimamu sehingga kau akan diperlakukan sebagaimana mestinya, menjadi symbol peradaban manusia yang masih berada dalam batas moral dan etika, namun sekarang seakan kita dipaksa untuk menyambutmu, bahkan memujamu. Apakah ini sebuah jawaban dari sekenario besar era globalisasi yang menjadikan hilangnya sekat-sekat negara sehingga ukuran moral tak lagi penting. Kebudayaan barat yang permisif, hedonis, individualis dan bebas menggiring arus berfikir, gaya hidup dan prinsip orang-orang timur yang religius, santun, dan toleran menyembah berhala-berhala kapitalisme.
Dunia maya bagaikan fantasi, tapi setiap orang tahu bahwa dunia maya adalah nyata ada dalam kehidupan kita dan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Sekarang hanya tergantung bagaimana kita akan memperlakukanya……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar