Dimana anak-anak kecil yang katanya periang dan lucu
itu? Kenapa dimana-mana kini kudapati mereka tertunduk membisu? Mana canda tawa
antar sesama teman sepermainanya? Kenapa kepolosan celotehan mereka tiba-tiba
hilang? Bahkan, boneka dibalik jendela kaca itu pun enggan menjelaskan.
Dunia mereka kini kurasa hampa, tidak ada lagi gelak tawa yang
sempurna. Boneka-boneka itu kini mereinkarnasi menjelma menjadi gambar animasi yang
berselancar dibalik layar-layar ponsel pintar. Keceriaan mereka hanyut
tenggelam terbawa arus peradaban. Dan tidak hanya boneka dibalik jendela kaca
itu saja yang kini terasingkan, bahkan teman sepermainan, sahabat, kerabat, orang
tua dan sanak saudara.
Boneka di balik jendela kaca itu, kini berteman dengan sepi tak ada lagi yang peduli, gak ada yang mengajaknya bermain lagi, ya siapa yang peduli sementara kini tuan kecilnya asyik sendiri dengan mainan baru yang lebih menghibur hati, meski ada dampak buruk yang menghantui. Tuan kecilnya terlihat semakin egois dan tak lagi menampakan senyum manis, bahkan semakin individualis. Tuan kecil itu tak lagi terlihat lucu, bahkan sedikitpun ia tak ingin diganggu karena mainanya yang baru itu telah membajak perhatianmu. Ya, dialah teman bermain anak-anak kecil masa kini, menawarkan berbagai macam permainan dengan sekali sentuhan dalam genggaman. Menyenangkan memang, meski yang tua tak lagi berpikir dampak negatifnya. Ah, sudahlah yang penting dia gak rewel saja sehingga tak lagi mengganggu pekerjaanya, pikirnya. Tapi, tahukah bapak/ibu,anakmu itu butuh perhatianmu, kasih sayangmu. Biarkan mereka kembali pada mainanya yang dulu yang bisa membangun karakter kepribadianya menjadi anak-anak yang ceria, bermain peran, berlatih kerjasama, mencipta canda tawa antar sesama. Bukan pada tehnologi kreasi manusia yang mengalihkan perhatianya pada dunia nyata.
Realita ini memang bukan untuk kita bantah, apalagi kita cegah, hanya saja kita butuh cara yang terarah agar kelak mereka tidak salah arah. Tahan dulu memanjakan putra-putrimu dengan memberikan ponsel pintarmu, karena kita tidak mau kan dibilang punya ponsel pintar tapi punya anak dungu. Jangan biarkan mereka dewasa sebelum waktunya, biarkan mereka menikmati masa-masa bahagianya bersahabat dengan lingkungan sekitarnya, berbagi canda tawa dengan teman sebayanya.
Adik kecilku……ambillah kembali boneka pemberianku yang kau taruh di balik jendela kaca itu, karena aku rindu senyum ceriamu dan tingkah lucumu…..
Magelang, 13 September 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar