(**Cerpen ini saya buat untuk
partisipasi mengikuti Lomba Cerpen dalam Rangka Gebyar Hari Santri tahun lalu (2016),
tapi karena tidak masuk nominasi lebih baik saya bagikan disini. Selamat
Menikmati)
Suara lantunan kalam ilahi terdengar lirih di sudut ruang salah satu kamar pesantren. Dengan terbata mengeja alif, Ba,ta lelaki tua yang akrab dipanggil pak Darsin itu beberapa kali mengulang bacaanya agar terdengar fasih. Sulit baginya untuk bisa megucap dengan jelas deretan huruf huruf hijaiyah itu. Selain memang belum
mengerti bacaannya, pandangan matanya yang sudah kabur dan lidahnya yang kelu menjadikanya susah untuk bisa mengucap setiap kata. Namun baginya tidak ada kata terlambat, usia bukanlah penghalang untuk senantiasa belajar. Hasratnya yang kuat untuk bisa membaca al-Quran
dengan baik dan benar dibuktikanya dengan selalu mendaras ayat ayat suci itu siang dan malam.